JAKARTA - Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 kian dekat. Pemerintah pun mulai mempersiapkan besaran dana yang akan dialokasikan untuk gelaran pesta demokrasi 5 tahunan tersebut.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pemerintah kini tengah menyiapkan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014. Di dalamnya terdapat alokasi anggaran untuk Pemilu. ‘’Kurang lebih nilainya Rp 16 triliun,’’ ujarnya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin (15/3).
Untuk apa saja itu? Agus mengatakan, untuk detil alokasi anggaran, saat ini masih difinalisasi oleh Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. ‘’Yang terpenting, anggaran ini akan kami benar-benar jaga agar penggunaannya sesuai yang ditetapkan,’’ katanya.
Sebelumnya, Agus mengatakan jika alokasi dana untuk Pemilu 2014 masuk pada pos anggaran khusus dalam APBN 2014. Alokasi tersebut, akan dijabarkan dalam Nota Keuangan APBN 2014 yang akan disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pada Agustus 2013 mendatang.
Selain dana untuk Pemilu 2014, dana lain yang akan masuk pos anggaran khusus pada APBN 2014 nanti adalah anggaran kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) serta anggaran untuk pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). ‘’Semua sudah disiapkan,’’ ucapnya.
Sementara itu, dari kacamata ekonomi, even Pemilu diyakini bakal meningkatkan konsumsi masyarakat yang pada akhirnya juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Endy Dwi Tjahyono mengatakan, berdasar pengalaman Pemilu 2009, belanja Pemilu sudah mulai mengucur satu tahun menjelang Pemilu. ‘’Pada periode 2008 - 2009, aktifitas Pemilu mendorong pertumbuhan konsumsi hingga Rp 11 triliun. Untuk periode 2013 - 2014, pasti lebih (besar),’’ ujarnya.
Endy mengatakan, tahapan Pemilu 2014 siklusnya relatif sama dengan Pemilu 2009, sehingga pola kenaikan konsumsi pun diperkirakan juga sama, yakni akan terjadi kenaikan signifikan mulai triwulan III 2013 hingga triwulan II 2014. ‘’Tapi, pada awal 2013 inipun saya kira sudah mulai ada peningkatan,’’ ucapnya.
Sebagai gambaran, berdasar data Komisi Pemilihan Umum (KPU), ritual utama Pemilu akan mulai dibuka dengan masa kampanye melalui rapat umum dan iklan media massa pada 16 Maret - 5 April 2014. Lalu, pemungutan suara legislatif pada 9 April 2014 dan pemilihan presiden pada 9 Juli 2014.
Endy menyebut, seperti periode 2008 - 2009, kenaikan belanja terbesar akan terjadi pada sektor makanan dan minuman, maupun tekstil. Menjelang Pemilu, persiapan stok makanan minuman untuk kampanye memang mulai disusun, termasuk belanja untuk produk tekstil seperti kaos, spanduk, bendera, dan lain-lain. ‘’Dari mulai perusahaan besar sampai industri rumah tangga akan tumbuh,’’ ujarnya. (jpnn)
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pemerintah kini tengah menyiapkan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014. Di dalamnya terdapat alokasi anggaran untuk Pemilu. ‘’Kurang lebih nilainya Rp 16 triliun,’’ ujarnya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin (15/3).
Untuk apa saja itu? Agus mengatakan, untuk detil alokasi anggaran, saat ini masih difinalisasi oleh Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. ‘’Yang terpenting, anggaran ini akan kami benar-benar jaga agar penggunaannya sesuai yang ditetapkan,’’ katanya.
Sebelumnya, Agus mengatakan jika alokasi dana untuk Pemilu 2014 masuk pada pos anggaran khusus dalam APBN 2014. Alokasi tersebut, akan dijabarkan dalam Nota Keuangan APBN 2014 yang akan disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pada Agustus 2013 mendatang.
Selain dana untuk Pemilu 2014, dana lain yang akan masuk pos anggaran khusus pada APBN 2014 nanti adalah anggaran kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) serta anggaran untuk pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). ‘’Semua sudah disiapkan,’’ ucapnya.
Sementara itu, dari kacamata ekonomi, even Pemilu diyakini bakal meningkatkan konsumsi masyarakat yang pada akhirnya juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Endy Dwi Tjahyono mengatakan, berdasar pengalaman Pemilu 2009, belanja Pemilu sudah mulai mengucur satu tahun menjelang Pemilu. ‘’Pada periode 2008 - 2009, aktifitas Pemilu mendorong pertumbuhan konsumsi hingga Rp 11 triliun. Untuk periode 2013 - 2014, pasti lebih (besar),’’ ujarnya.
Endy mengatakan, tahapan Pemilu 2014 siklusnya relatif sama dengan Pemilu 2009, sehingga pola kenaikan konsumsi pun diperkirakan juga sama, yakni akan terjadi kenaikan signifikan mulai triwulan III 2013 hingga triwulan II 2014. ‘’Tapi, pada awal 2013 inipun saya kira sudah mulai ada peningkatan,’’ ucapnya.
Sebagai gambaran, berdasar data Komisi Pemilihan Umum (KPU), ritual utama Pemilu akan mulai dibuka dengan masa kampanye melalui rapat umum dan iklan media massa pada 16 Maret - 5 April 2014. Lalu, pemungutan suara legislatif pada 9 April 2014 dan pemilihan presiden pada 9 Juli 2014.
Endy menyebut, seperti periode 2008 - 2009, kenaikan belanja terbesar akan terjadi pada sektor makanan dan minuman, maupun tekstil. Menjelang Pemilu, persiapan stok makanan minuman untuk kampanye memang mulai disusun, termasuk belanja untuk produk tekstil seperti kaos, spanduk, bendera, dan lain-lain. ‘’Dari mulai perusahaan besar sampai industri rumah tangga akan tumbuh,’’ ujarnya. (jpnn)
0 komentar:
Posting Komentar