PALU, – Harga bawang putih tiba-tiba merangkak naik. Kenaikan harganya juga tidak lumrah. Hanya dalam waktu empat hari, harga rempah penyedap rasa ini naik sampai Rp45 ribu per kilogram.
Pantauan Mercusuar di sejumlah pasar tradisional di Palu dalam beberapa hari terakhir, harga bawang putih mencapai Rp60 ribu sampai Rp70 ribu per kilogram. Hampir dua kali lipat dari harga biasanya. Sementara pantauan pemerintah, kenaikan harga bergerak sejak awal pekan ini. Pada Minggu (10/3), harga bawang putih masih berada di kisaran Rp25 ribu per kilogram. Selang dua hari, Selasa (12/3), merangkak naik menjadi Rp40 ribu per kilogram. Rabu (13/3) kembali naik menjadi Rp58 ribu dan pada Kamis (14/3) sudah mencapai harga Rp70 ribu.
Mengantisipasi harga melonjak lagi, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop dan UKM) Kota Palu buru-buru melakukan inspeksi mendadak (sidak). Sidak dilakukan bersama tim monitoring yang dikoordinir langsung Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Amiruddin. “Hanya memantau agar jangan ada yang menimbun sampai bawang kosong di pasar,” tutur Amiruddin usai sidak, Jumat (15/3).
Sehari sebelumnya kepada Mercusuar, Amiruddin mengaku sudah melakukan pengawasan terkait harga-harga barang di pasar setiap hari. Hanya saja, fokus perhatian saat ini ditujukan terhadap harga bawang putih yang sudah hampir sepekan ini membuat warga resah. Ia tetap harus turun sidak meskipun pemicu terjadinya lonjakan harga adalah kebijakan pemerintah menyetop impor bawang putih.
Tingginya harga jual bawang putih di pasar memaksa penjual sayur eceran menaikkan harga. Penjual sayur di Jalan Zebra, Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, bahkan sampai menjual satu siung bawang putih seharga Rp7 ribu.
Penjual bawang di pasar juga dibuat gelisah. “Sudah empat hari ini, (pembeli) sepi (sehingga) membuat pemasukan saya turun,” keluh Harming, pedagang bawang putih di Pasar Tradisional Manonda. Pedagang lainnya bahkan menjual kembali bawang seharga Rp80 ribu per kilogram lantaran harga distributor Rp70 ribu per kilogram.
Informasi diperoleh, bawang putih yang dijual di pasar-pasar di Kota Palu didatangkan para distributor dari Jawa dan Kalimantan.
Hamidah, salah seorang warga, mengatakan, naiknya harga bawang putih cukup memukul ekonomi keluarganya. “Jika saya kurangi kadar pemakaian bawang putih untuk mengirit, masakannya jadi hambar seperti kurang bumbu,” ujarnya. Harga bawang putih diperkirakan akan terus melambung karena permintaan bawang putih cukup tinggi sedangkan pasokan berkurang. Pemerintah diharapkan mengendalikan harga bawang putih agar masyarakat tidak resah. (Mercusuar-SAH/DAR)
Pantauan Mercusuar di sejumlah pasar tradisional di Palu dalam beberapa hari terakhir, harga bawang putih mencapai Rp60 ribu sampai Rp70 ribu per kilogram. Hampir dua kali lipat dari harga biasanya. Sementara pantauan pemerintah, kenaikan harga bergerak sejak awal pekan ini. Pada Minggu (10/3), harga bawang putih masih berada di kisaran Rp25 ribu per kilogram. Selang dua hari, Selasa (12/3), merangkak naik menjadi Rp40 ribu per kilogram. Rabu (13/3) kembali naik menjadi Rp58 ribu dan pada Kamis (14/3) sudah mencapai harga Rp70 ribu.
Mengantisipasi harga melonjak lagi, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop dan UKM) Kota Palu buru-buru melakukan inspeksi mendadak (sidak). Sidak dilakukan bersama tim monitoring yang dikoordinir langsung Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Amiruddin. “Hanya memantau agar jangan ada yang menimbun sampai bawang kosong di pasar,” tutur Amiruddin usai sidak, Jumat (15/3).
Sehari sebelumnya kepada Mercusuar, Amiruddin mengaku sudah melakukan pengawasan terkait harga-harga barang di pasar setiap hari. Hanya saja, fokus perhatian saat ini ditujukan terhadap harga bawang putih yang sudah hampir sepekan ini membuat warga resah. Ia tetap harus turun sidak meskipun pemicu terjadinya lonjakan harga adalah kebijakan pemerintah menyetop impor bawang putih.
Tingginya harga jual bawang putih di pasar memaksa penjual sayur eceran menaikkan harga. Penjual sayur di Jalan Zebra, Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, bahkan sampai menjual satu siung bawang putih seharga Rp7 ribu.
Penjual bawang di pasar juga dibuat gelisah. “Sudah empat hari ini, (pembeli) sepi (sehingga) membuat pemasukan saya turun,” keluh Harming, pedagang bawang putih di Pasar Tradisional Manonda. Pedagang lainnya bahkan menjual kembali bawang seharga Rp80 ribu per kilogram lantaran harga distributor Rp70 ribu per kilogram.
Informasi diperoleh, bawang putih yang dijual di pasar-pasar di Kota Palu didatangkan para distributor dari Jawa dan Kalimantan.
Hamidah, salah seorang warga, mengatakan, naiknya harga bawang putih cukup memukul ekonomi keluarganya. “Jika saya kurangi kadar pemakaian bawang putih untuk mengirit, masakannya jadi hambar seperti kurang bumbu,” ujarnya. Harga bawang putih diperkirakan akan terus melambung karena permintaan bawang putih cukup tinggi sedangkan pasokan berkurang. Pemerintah diharapkan mengendalikan harga bawang putih agar masyarakat tidak resah. (Mercusuar-SAH/DAR)
0 komentar:
Posting Komentar